Saturday, October 1, 2011

PT PIM Tak Belajar Dari Pengalaman

Banda Aceh — Ada pepatah bijak yang mengatakan “Jangan seperti keledai yang masuk ke lubang yang sama untuk kedua kalinya”. Julukan keledai mungkin cocok ditujukan kepada PT Pupuk Iskandar Muda, Krueng Geukueh, Aceh Utara, karena telah berkali-kali “melepaskan” gas beracun amoniak. Kemarin, Jumat (30/9) amoniak dari PT. PIM kembali bocor dan menyebabkan puluhan warga sekitar lokasi pabrik keracunan gas tersebut dan dilarikan ke rumah sakit.

Padahal tak kurang dari seminggu lalu atau tepatnya, Kamis (22/9), amoniak PT. PIM juga memakan korban masyarakat sekitar lokasi pabrik, mayoritas warga Desa Tambon Baroh, Dewantara yang letak desanya bersisian langsung dengan pabrik. Tak ada tanda bahaya ataupun sinyal yang dikeluarkan oleh perusahaan provit ini sehingga masyarakat bisa waspada.

“Kali ini korban timbul dari masyarakat, syukurnya tidak sampai memakan korban jiwa. Bagaimana protokol perusahaan untuk menghindari bencana yang sama? Bagaimana peran pemerintah untuk mengawasi perusahaan nakal ini?" kata Direktur WALHI Aceh, Teuku Muhammad Zulfikar.

Sekitar pukul 13.30 WIB atau usai Jumat (30/9), katup amonia PT PIM I Krueng Geukueh, Aceh Utara, kembali menyebar ke pemukiman warga. Kebocoran amoniak tersebut diakibatkan karena temperatur panas yang terjadi pada refrigrant pabrik PT PIM I. Puluhan warga Desa Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara harus dilarikan ke rumah sakit. Gas beracun amoniak telah meracuni paru-paru mereka sehingga membuat sesak nafas.

Aisah, seorang korban amoniak yang dijumpai di rumah sakit mengatakan, dia sempat terjatuh di saat lari untuk menghindari amoniak. “Untung, ada seorang warga yang menolong saya,” katanya. Masalah seperti itu, lanjutnya, sudah seperti santapan sehari-hari. “Kalau sesak nafas atau mata perih, di bawa ke rumah sakit dan di kasih air putih, jeruk dan susu. Setelah sembuh diperkenankan pulang. Itu saja,” ujar warga Tambon Baroh ini.

Menanggapi keluhan warga tersebut, Kepala Humas PT.PIM Mustafa Tahir mengatakan, air putih, jeruk dan susu diberikan kepada warga untuk menetralisir kondisi kesehatan warga yang bersangkutan. “Kebocoran amoniak itu sudah kita tanggulangi dan sekarang sudah normal kembali,” kata Mustafa.

Dahlan M. Isa, seorang pegiat lingkungan mengatakan, PT.PIM harus segera memastikan kepada masyarakat, terutama warga di dekat lokasi pabrik kejadian seperti itu tidak akan terulang lagi. “Kalaupun terulang lagi, berarti pihak PT.PIM tidak bersungguh-sungguh mengatasi masalah ini,” tandas Direktur Yayasan Sahara, Lhokseumawe itu.

Peristiwa bocornya amoniak usai Jumat ini kembali mengingatkan kita akan kejadian berulang-ulang kebocoran gas amoniak di PT. PIM.

Insiden ini mengingatkan kita pada kasus kebocoran gas di Bhopal India tahun 1984 yang menewaskan sekitar 3.500 orang. Kebocoran gas beracun yang terjadi menjelang pagi berasal dari sebuah pabrik yang berada disekitar pemukiman.  Warga yang selamat pun mengalami masalah kesehatan yang parah hingga hari ini, 25 tahun setelah insiden itu terjadi.

“Yang kami sampaikan ini bukan hal yang berlebihan. PT. PIM telah berkali-kali bocor, dan tanpa ada dilakukan penanganan khusus untuk mencegahnya. Apa mau tunggu Bhopal terjadi di Aceh Utara?” ucap Teuku Muhammad Zulfikar.

Bocornya amonia dari PT. PIM rutin terjadi setiap tahun, terutama saat start-up mesin, sebuah masa yang genting dalam proses pengaktifan mesin-mesin di pabrik. Seharusnya, berkaca pada pengalaman yang lalu-lalu, jika start-up hendak dimulai harus dilakukan persiapan yang memadai. Mulai dari pemberitahuan kepada masyarakat akan  resiko bahaya, penyiapan tenaga emergency yang stand by dan penanganan secara teknologi yang mumpuni untuk mencegah kebocoran gas.

Tahun lalu, pada tanggal 28 April, terjadi kebocoran amonia yang menyebabkan puluhan warga harus dirawat di rumah sakit perusahaan, di samping 12 orang harus dirujuk ke Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe karena kondisinya tergolong gawat akibat terpapar amonia. 

The Globe Journal


 
Design by Fadel Aziz Pase | Bloggerized by Fadel Partner - Do'a Sepasang Bidadari | Salam Kanan Salam Kemenangan