Monday, September 10, 2012

Time To Write


Pesan seorang sahabat yang masih menjadi perenungan hari ini: "Di pikiran kita, ada hak orang lain untuk tahu." Maka beritahulah hal yang terbaik yang Anda miliki dalam sebuah TULISAN. Pesan terbaik, walau (misalnya) hanya 2,5% saja yang bermanfaat bagi orang lain, tapi setidaknya kita sudah memberikan yang terbaik dalam hidup ini.

MENULIS adalah bahasa komunikasi lisan yang disusun kembali ke dalam bahasa tulisan, dimana pesan yang disampaikan penulis dapat diterima, dipahami, diartikan sama dengan apa yang ditulis, dipikirkan, dan disampaikan oleh penulis.

Bahasa lisan dengan sangat mudah dipahami oleh penerima pesan. Apalagi bahasa lisan yang langsung diterima oleh penerima pesan, di mana kata-kata yang diucapkan dan ekspresi mimik muka, bahasa tubuh, ekspresi seseorang dengan jelas dapat terlihat, diamati, dan diartikan
sama sesuai dengan apa yang diucapkan pengirim pesan.

Berbeda dengan bahas lisan, bahasa tulisan menggunakan tanda baca untuk mengekspresikan mimik muka dan bahasa tubuh pengirim pesan. Satu contoh pungtuasi ini, kita dapati pada tanda "!" untuk mengungukapkan seruan, perintah, atau emosi. Misalnya, "KELUAR! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi barang sedetik pun." Tanda baca lainnya seperti tanda tanya (?), garis miring, huruf tebal, huruf kapital, tanda kutip, garis bawah, dan lainnya, mewakili sejuta ekspresi.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah ketika kita ingin menuangkan bahasa lisan ke dalam goresan tinta, sehingga ide yang disampaikan bisa diterima sama dengan apa yang dipikirkan penulis; yang terpenting adalah: TIME.

TIME merupakan akronim dari :

1) Tulis saja, nanti di tengah jalan bisa diperbaiki. Tidak seperti komunikasi LISAN, bahasa tulisan, merupakan bahasa yang TIDAK LANGSUNG disampaikan oleh pengirim pesan ke penerima pesan. Maka rangkaian kata, pilihan kata, dan penyusunan kalimat yang dibuat oleh pengirim pesan ditulis sesuai dengan APA YANG DIPIKIRKAN, lalu baru di akhir penulisan dapat diperbaiki, ditambah, "dibumbui," dan dibaca kembali apakah tulisan tersebut sudah dapat menyampaikan GAGASAN POKOK apa yang ingin diungkapkan.

2) Jika kita menggunakan bahasa lisan, pembicaraan dapat keluar dari mulut, terkadang tidak dipikirkan tata bahasanya -- words come out from our mouth automatically without thinking. Biarpun begitu, saat akan menulis, tulis saja. Inspirasi akan datang bersaamaan saat kita menulis atau merancang tulisan.

3) Mulai dari apa yang dipikirkan. Langsung tuangkan apa yang ada di benak pikiran kita, ke dalam kata-kata. Gunakan "kata" yang memang milik kita, ada di dalam pikiran kita. Buatlah kalimat dari kata-kata itu, tulis saja apa yang dipikirkan. Biarkan tulisan itu mengalir seperti bahasa lisan, seperti "ngobrol" apa adanya.

4) Energi. Menulis perlu tenaga, pikiran, dan waktu. Luangkan waktu, barang sebentar saja. Bisa di pagi hari, di sela-sela waktu istirahat, atau menjelang malam hari, di saat diri ingin beristirahat di malam hari.

Mereka yang berlabel profesional, hanya perlu waktu 1 sampai 2 jam untuk mem-blocking TIME, menggunakannya untuk menuangkan ide ke dalam tulisan. Setelah itu, jadilah sebuah artikel berdasarkan inspirasi, pengalaman, dan referensi dari buku yang pernah dibaca.

***

Time to WRITE - Ayo MENULIS!

TULIS apa yang dipikirkan. Jangan khawatir kehabisan inspirasi, karena inspirasi akan datang di sela-sela kegiatan menulis. Mulai dari apa yang ada di pikiran Anda dan curahkan energi untuk itu.

Anda perlu meluangkan usaha dan waktu sejenak, untuk meninggalkan "KARYA" yang bisa dijejak rekam oleh orang lain, dalam bentuk karya maha tinggi, yaitu artikel atau buku yang bermanfaat bagi banyak orang; dan yang terpenting adalah sebagai amal jariah, INVESTASI jangka panjang menuju ILMU YANG BERMANFAAT. 


 
Design by Fadel Aziz Pase | Bloggerized by Fadel Partner - Do'a Sepasang Bidadari | Salam Kanan Salam Kemenangan