Banda Aceh - Ruang audio visual 4 Dimensi (4D) yang menjadi daya tarik utama di Museum Tsunami ternyata masih belum bisa beroperasi. Film 4D yang menceritakan tentang tsunami Aceh tersebut rusak setelah beroperasi selama dua bulan. Hal tersebut disampaikan oleh Satgas Museum Tsunami, Suburhan kepada The Globe Journal, Kamis (8/9).
“Film 4D itu masih rusak sampai sekarang. Kita hanya bisa putar bulan Mei dan Juni, sesudah itu kita kita tutup karena rusak” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa kerusakan ruangan tempat pemutaran film 4D tersebut dikarenakan terlalu sering diputar dan melebihi kapasitas pemutaran perharinya. Subur mengatakan bahwa film 4D tersebut hanya bisa diputar sebanyak enam kali sehari, lebih dari itu maka bisa mengakibatkan kerusakan pada program dan efeknya sendiri.
“Paling banyak diputar itu dalam sehari enam kali. Tapi kadang instansi-instansi pemerintah banyak yang minta diputar, ya kita putar. Kita belum bisa tegas karena disini kita cuma pelaksana saja. Belum ada susunan struktur yang jelas” ujar Subur.
Subur mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum mempunyai dana untuk memperbaiki peralatan film 4D tersebut. Terlebih karena peralatan dan teknisinya harus didatangkan langsung dari Beijing, Cina.
“Kita masih belum bisa perbaiki karena teknisinya itu tidak ada di sini. Kita harus datangkan teknisi dari Beijing, dan untuk itu kita belum punya dana. Makanya kita tutup untuk sementara” paparnya.
The Globe Journal